Kota Padang tidak hanya terkenal dengan julukan kota buah bengkoang/bengkuang/bingkuang/mingkuang (anda termasuk melafaskan yang mana? :D ) dan roman Siti Nurbaya, tetapi juga dengan legenda si Malin Kundang.
Hari minggu kemarin, saya sekeluarga beserta belasan famili dari pihak ortu lak-laki (ada nenek, adik-adik, sepupu, mande (saya panggil ante) dan anak-anaknya, mengunjungi kampung anak durhaka si Malin Kundang, pantai Air Manis yang terletak di sebelah selatan Kota Padang. Ancang-ancang awalnya, kami merencakan berjalan kaki/hiking dari jembatan Siti Nurbaya yang terletak di kawasan Muaro (Muara) Padang, menyusuri gunung Padang (persisnya bukit, bukan gunung) yang banyak terdapat kuburan cina-nya. Orang bilang di salah satu sudut gunung ini terdapat kuburan Siti Nurbaya yang berada di dalam goa (he he he ada-ada saja kreasi masyarakat di sana, padahal cerita kasih tak sampai Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri itukan cuma sebuah roman karangan sastrawan Marah Rusli :t . Lha..ceritanya kok beralih ke Siti Nurbaya? :$
Okay..okay, kembali ke lap... (emangnya Tukul :r ). Kembali ke rencana rute perjalanan. Tapi berhubung anggota banyak yang anak-anak dan persiapan molor sampai siang hari, akhirnya kami berangkat dengan mobil saja.
Singkat kata, di tengah perjalanan hujan lebat plus badai menghadang kami. Hujan menyambut ketika melewati punggung bukit yang memisahkan kawasan pantai Air Manis dengan kawasan SMA 6 Padang (saya tidak tahu persis nama daerahnya, mungkin saja namanya Air Camar). Patah semangat juga awalnya, tapi untung saja tidak ada yang mengusulkan pulang saja. Kasihan juga anggota rombongan (khususnya anak-anak) yang belum pernah kesana, jauh-jauh berlibur ke Padang tapi tidak sampai ke batu Malin Kundang. Di sebuah gerbang mendekati pantai, kami diminta membayar uang masuk 30 ribu (untuk satu mobil), tidak tahu apakah jumlah itu resmi atau tidak. Sebagian rombongan, terutama yang mengeluarkan uang untuk membayar pungutan "retribusi", makin cemberut.
Rombongan juga masih terbawa suasana tegang, karena tadi di sebuah tanjakan, ada bapak-bapak pengendara motor beserta istri yang diboncengnya menggelinding lagi ke bawah karena motornya tidak sanggup mendaki kemiringan yang hampir 30 derajat. Untung saja tidak ada yang terluka walau si bapak telihat shock karena stang motor menghimpit pahanya dan kepalanya terbentur ke aspal. Kejadiannya persis di depan kami. Hhhh...kok aneh ya hari ini pikirku? Mulai bete... :f pasti pantainya juga sepi, hari hujan sih..
Eee...gak tahunya, setiba di lokasi pantai, ternyata masih saja banyak orang yang bermain ombak di tengah hujan. Asik...semangat lagi. Begitu turun dari mobil, cari pondok sebagai base, lalu semua ikut-ikutan berlarian ke pantai mengejar ombak. Tidak peduli hujan!, eits..kecuali nenek dan ibu-ibu yang bawa anak kecil ya.
Kurang lebih 4 jam kami di sana, foto-foto, di setiap sudut (tidak ketinggalan di bekas kapal Malin Kundang yang sudah jadi batu bersama Malin Kundangnya), makan-makan, mandi-mandi, bercanda de el el. Aneh juga, hujan-hujan begitu ternyata tidak mengurangi minat pengunjung (termasuk kami) untuk tetap ceria bermain di pantai itu. Tetap ceria bok!
Rombongan yang sebagian besar terdiri dari anak-anak itu memang cocok menjadikan objek wisata Batu Malin Kundang sebagai tujuan wisata edukasi moral karena dengan mengingatkan legenda Malin Kundang itu diharapkan mereka menjadi anak yang santun dan tidak durhaka terhadap orang tua.
Bagaimana dengan Anda? pernahkah ke Batu Malin Kundang si anak durhaka ini? Bagi anda yang penasaran dengan bentuk batu itu bisa dilihat di gambar di atas (lihat di depan saudara-saudara saya yang berpose itu), Malin Kundang-nya sedang bersujud minta ampun kepada ibunya (waktu itu) sesaat sebelum berubah jadi batu. Salut buat tim dari Universitas Negeri Padang yang merekonstruksi batu ini sehingga menjadi jelas wujudnya.
Selasa, Desember 30, 2008
Senin, Desember 22, 2008
Berenang Akhir Pekan di Kolam Renang Hotel Rocky Padang
Bersama dengan anak-anak dan sepupu laki-laki, saya menghabiskan hari minggu sore berenang di kolam renang Singkarak (Singkarak Swimming Pool) di hotel Rokcy Plaza yang terletak di jalan Permindo Padang. Kolam renang yang terletak di lantai lima itu lumayan ramai sore itu oleh pengunjung lain yang juga ingin berenang bersama keluarga mereka.
Dari sisi pelayanan dan lokasi, kolam renang ini cukup menyenangkan namun kenyamanannya terasa kurang karena hampir di sekelilingnya adalah ruang-ruang pertemuan. Seperti sore kemarin (walaupun kemarin adalah hari minggu), semua ruangan yang terdapat di lantai lima itu penuh oleh kegiatan pertemuan dan keramaian kolam renang itu tidak hanya oleh pengunjung yang ingin berenang, tetapi juga oleh kerumunan lalu lalang orang yang menghadiri pertemuan di hotel itu.
Di kolam ini terdapat fasilitas kolam renang untuk anak-anak dan tentunya juga untuk orang dewasa. Namun karena kolam renang ini terdapat dilantai lima dan terdapat beberapa titik yang beresiko jatuh ke lantai dasar (karena pagarnya kurang tinggi), diharapkan berhati-hati dan selalu memperhatikan jika anda membawa anak-anak berenang kesini.
Selain kolam renang, hotel berbintang tiga ini juga satu atap satu gedung dengan pusat perbelanjaan Suzuya. Lokasi yang terletak di tengah kota cukup menjadikan hotel ini strategis dan cukup dekat dalam menjangkau beberapa lokasi penting (baik pariwisata, pendidikan, bisnis maupun pemerintahan) bagi penginap yang berurusan ke kota Padang.
Dari sisi pelayanan dan lokasi, kolam renang ini cukup menyenangkan namun kenyamanannya terasa kurang karena hampir di sekelilingnya adalah ruang-ruang pertemuan. Seperti sore kemarin (walaupun kemarin adalah hari minggu), semua ruangan yang terdapat di lantai lima itu penuh oleh kegiatan pertemuan dan keramaian kolam renang itu tidak hanya oleh pengunjung yang ingin berenang, tetapi juga oleh kerumunan lalu lalang orang yang menghadiri pertemuan di hotel itu.
Di kolam ini terdapat fasilitas kolam renang untuk anak-anak dan tentunya juga untuk orang dewasa. Namun karena kolam renang ini terdapat dilantai lima dan terdapat beberapa titik yang beresiko jatuh ke lantai dasar (karena pagarnya kurang tinggi), diharapkan berhati-hati dan selalu memperhatikan jika anda membawa anak-anak berenang kesini.
Selain kolam renang, hotel berbintang tiga ini juga satu atap satu gedung dengan pusat perbelanjaan Suzuya. Lokasi yang terletak di tengah kota cukup menjadikan hotel ini strategis dan cukup dekat dalam menjangkau beberapa lokasi penting (baik pariwisata, pendidikan, bisnis maupun pemerintahan) bagi penginap yang berurusan ke kota Padang.
Selasa, Desember 16, 2008
Gempa Terasa di Padang
Tadi subuh sekitar pukul 04.20, gempa berkekuatan kecil terasa di Padang. Saya yang sudah bangun sejak pukul 04.00 sedang asik online sambil menunggu azan subuh, memeriksa email dan blog.
Gempa terjadi saat azan subuh berkumandang. Saya yang antara yakin dan tidak segera melihat air mineral dalam galon, ternyata memang terjadi gempa karena airnya beriak-riak kecil. Pajangan di dinding juga bergoyang-goyang.
Anehnya, kawan-kawan di kantor tidak ada yang merasakan (masih di alam mimpi kali yee.. :p ). Siang ini di portal BMG saya coba lihat informasi detailnya, dijelaskan:
Tanggal:16/12/2008-04:18:07 WIB
Mag:5.4 SR
Kedlm: 10 Km
Lokasi:3.03 LS 100.75 BT
Keterangan:Pusat gempa berada di laut 51 km tenggara Pagai Selatan Mentawai-Sumbar
Dirasakan (MMI):III Muko-muko,II Bengkulu,I-II Kepahiang
Anehnya lagi, gempa ini menurut catatan rekaman BMG diatas tidak dirasakan di Padang padahal saya nyata-nyata merasakan di Padang. Tapi syukur juga kalau tidak ada gempa yang dirasakan di Padang karena warga kota Padang sedang sensitif dengan isu gempa dan tsunami. Kalau warga merasakan, bisa jadi kepanikan baru pula nantinya, ya gak?
Gempa terjadi saat azan subuh berkumandang. Saya yang antara yakin dan tidak segera melihat air mineral dalam galon, ternyata memang terjadi gempa karena airnya beriak-riak kecil. Pajangan di dinding juga bergoyang-goyang.
Anehnya, kawan-kawan di kantor tidak ada yang merasakan (masih di alam mimpi kali yee.. :p ). Siang ini di portal BMG saya coba lihat informasi detailnya, dijelaskan:
Tanggal:16/12/2008-04:18:07 WIB
Mag:5.4 SR
Kedlm: 10 Km
Lokasi:3.03 LS 100.75 BT
Keterangan:Pusat gempa berada di laut 51 km tenggara Pagai Selatan Mentawai-Sumbar
Dirasakan (MMI):III Muko-muko,II Bengkulu,I-II Kepahiang
Anehnya lagi, gempa ini menurut catatan rekaman BMG diatas tidak dirasakan di Padang padahal saya nyata-nyata merasakan di Padang. Tapi syukur juga kalau tidak ada gempa yang dirasakan di Padang karena warga kota Padang sedang sensitif dengan isu gempa dan tsunami. Kalau warga merasakan, bisa jadi kepanikan baru pula nantinya, ya gak?
Senin, Desember 08, 2008
Idul Adha 1429 di Padang
Tadi, bareng keluarga lewat sebuah mesjid dalam perjalanan ke rumah mertua. Ambil foto, untuk reportase blog ini :)
Lebaran Idul Adha tahun ini di kota Padang tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tetap ada beda waktu penetapan hari 10 Dzulhijjah. Kelompok Jemaah Naqsabandiyah telah terlebih dahulu Sholat Ied dan menyemblih qurban dua hari sebelumnya. Sedangkan jemaah Satariah baru hari Rabu depan merayakan Idul Adha tahun ini.
Jalanan Kota Padang sepi dan dua hari ini cuaca tidak bersahabat, kemarin hujan turun seharian dan hari ini hujan turun sehabis zuhur hingga sore. Udara dingin menyekap hingga malam saat saya membuat posting ini. Jadi tidak semangat mengetik, perasaan mau tidur aja. Dingin..
Lebaran Idul Adha tahun ini di kota Padang tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tetap ada beda waktu penetapan hari 10 Dzulhijjah. Kelompok Jemaah Naqsabandiyah telah terlebih dahulu Sholat Ied dan menyemblih qurban dua hari sebelumnya. Sedangkan jemaah Satariah baru hari Rabu depan merayakan Idul Adha tahun ini.
Jalanan Kota Padang sepi dan dua hari ini cuaca tidak bersahabat, kemarin hujan turun seharian dan hari ini hujan turun sehabis zuhur hingga sore. Udara dingin menyekap hingga malam saat saya membuat posting ini. Jadi tidak semangat mengetik, perasaan mau tidur aja. Dingin..
Rumah Sakit Tentara Ganting Padang
Kamis kemarin saya diajak saudara sepupu yang ada keperluan ke Rumah Sakit Tentara Padang yang terletak di kawasan Ganting - Kota Padang (nama jalannya tidak tahu :D ). Walaupun sebagian besar usia saya dihabiskan di Padang, baru kali ini menginjakkan kaki dan melihat-lihat isi rumah sakit yang lumayan sudah tua ini.
Melihat gedung-geudng dan lingkungannya, serasa berada di tahun tujuh puluhan. Sepertinya semua gedung masih asli seperti awal dibuat dulu, sangat klasik. Tiang-tiang lorong terbuat dari besi sederhana dengan desain khas yang jarang dijumpai sekarang, begitu juga atap lorongnya. Bangunannya berdinding beton tebal seperti kebanyakan bangunan-bangunan besar tempo doeloe.
Jadi ingat film Siti Nurbaya, mungkin di sinilah syuting Samsul Bahri dirawat setelah terluka parah berperang dengan Datuk Maringgih dan penduduk pribumi lainnya. Sejenak roman-nya yang pernah saya baca sewaktu masih duduk di bangku SMP dulu kembali bangkit dalam ingatan.
Ada perasaan tenang disana, berhubung pengunjung dan pasien di rumah sakit ini tidak terlalu banyak. Kalau saja tidak harus kembali ke kantor dan bekerja, mungkin betah berlama-lama di sini.
Tapi saat sepupu saya bilang kalau disini ada cerita seramnya juga, bulu kuduk jadi merinding. Seperti kebanyakan rumah sakit, selalu ada cerita horor-nya sendiri-sendiri. Jika dibayangkan suasana malam disini, memang pantas juga jadi lokasi menguji nyali atau sekali-sekali syuting "dunia lain" yang pernah ngetop di TV beberapa tahun yang lalu. Sepupu saya bilang, orang-orang sering melihat tentara berkuda tapi tidak berkepala ...hiii.. :o
Tapi selama berada di sana, memang ada penampakan-penampakan. Tapi bukan penampakan dari dunia lain dan mistik, melainkan penampakan-penampakan lucu yang menggelitik. Seperti yang terlihat di foto, ada dua orang ibu-ibu dalam waktu yang berbeda melompati pagar bagian belakang rumah sakit. Mungkin warga sekitar juga yang tinggal di belakang rumah sakit dan sudah biasa melintas di sana.
Memang dibelakang rumah sakit ini adalah wilayah perumahan warga yang cukup padat dan juga kawasan asrama prajurit TNI. Jalan ini sepertinya sengaja di pelihara, semak-semak rumput yang terdapat jalan setapak menuju pagar setinggi dua meter tersebut dan juga jenjang yang menempel di dindingnya memperlihatkan kalau semua itu bukan hal yang baru.
'Penampakan' lainnya adalah seorang perawat yang bersepeda di lorong rumah sakit. Baru kali ini ada perawat yang move di dalam rumah sakit menggunakan sepeda. Akhirnya sang perawat kena jepret kamera usil juga.
Waktu berangkat keluar dari rumah sakit, juga ada pentungan...eh bukan pentungan tapi tabung oksigen bekas yang digantung. Kalau dilihat sekilas memang seperti pentungan di pos ronda. Awalnya saya mengira ini memang pentungan benaran walau sebenarnya merasa ganjil di dalam hati, kok di rumah sakit ada pentungan. Tapi waktu melintasi, baru jelas kalau itu ulah tangan kreatif entah usil yang menggantung tabung logam itu di dahan pohon. Akhirnya pentungan ini jadi korban jepretan terkahir saya hari itu berangkat keluar dari Rumah Sakit Tentara Padang ini.
Melihat gedung-geudng dan lingkungannya, serasa berada di tahun tujuh puluhan. Sepertinya semua gedung masih asli seperti awal dibuat dulu, sangat klasik. Tiang-tiang lorong terbuat dari besi sederhana dengan desain khas yang jarang dijumpai sekarang, begitu juga atap lorongnya. Bangunannya berdinding beton tebal seperti kebanyakan bangunan-bangunan besar tempo doeloe.
Jadi ingat film Siti Nurbaya, mungkin di sinilah syuting Samsul Bahri dirawat setelah terluka parah berperang dengan Datuk Maringgih dan penduduk pribumi lainnya. Sejenak roman-nya yang pernah saya baca sewaktu masih duduk di bangku SMP dulu kembali bangkit dalam ingatan.
Ada perasaan tenang disana, berhubung pengunjung dan pasien di rumah sakit ini tidak terlalu banyak. Kalau saja tidak harus kembali ke kantor dan bekerja, mungkin betah berlama-lama di sini.
Tapi saat sepupu saya bilang kalau disini ada cerita seramnya juga, bulu kuduk jadi merinding. Seperti kebanyakan rumah sakit, selalu ada cerita horor-nya sendiri-sendiri. Jika dibayangkan suasana malam disini, memang pantas juga jadi lokasi menguji nyali atau sekali-sekali syuting "dunia lain" yang pernah ngetop di TV beberapa tahun yang lalu. Sepupu saya bilang, orang-orang sering melihat tentara berkuda tapi tidak berkepala ...hiii.. :o
Tapi selama berada di sana, memang ada penampakan-penampakan. Tapi bukan penampakan dari dunia lain dan mistik, melainkan penampakan-penampakan lucu yang menggelitik. Seperti yang terlihat di foto, ada dua orang ibu-ibu dalam waktu yang berbeda melompati pagar bagian belakang rumah sakit. Mungkin warga sekitar juga yang tinggal di belakang rumah sakit dan sudah biasa melintas di sana.
Memang dibelakang rumah sakit ini adalah wilayah perumahan warga yang cukup padat dan juga kawasan asrama prajurit TNI. Jalan ini sepertinya sengaja di pelihara, semak-semak rumput yang terdapat jalan setapak menuju pagar setinggi dua meter tersebut dan juga jenjang yang menempel di dindingnya memperlihatkan kalau semua itu bukan hal yang baru.
'Penampakan' lainnya adalah seorang perawat yang bersepeda di lorong rumah sakit. Baru kali ini ada perawat yang move di dalam rumah sakit menggunakan sepeda. Akhirnya sang perawat kena jepret kamera usil juga.
Waktu berangkat keluar dari rumah sakit, juga ada pentungan...eh bukan pentungan tapi tabung oksigen bekas yang digantung. Kalau dilihat sekilas memang seperti pentungan di pos ronda. Awalnya saya mengira ini memang pentungan benaran walau sebenarnya merasa ganjil di dalam hati, kok di rumah sakit ada pentungan. Tapi waktu melintasi, baru jelas kalau itu ulah tangan kreatif entah usil yang menggantung tabung logam itu di dahan pohon. Akhirnya pentungan ini jadi korban jepretan terkahir saya hari itu berangkat keluar dari Rumah Sakit Tentara Padang ini.
Kamis, Desember 04, 2008
Kamu Tidak Sekolah Dik? (Anak Jalanan Kota Padang)
Hari Kamis pukul 8.30 pagi, hari kerja dan hari sekolah. Selesai mengantar anak sekolah aku langsung menuju kantor. Di jalan di perempatan lampu merah depan gedung Telkom Padang, dua orang anak usia sekolah mengasong koran dagangannya dari satu mobil ke mobil lainnya yang berhenti di lampu merah itu.
Dalam benakku muncul pertanyaan dan rasa ingin tahu tentang sosok anak-anak ini.
Dalam benakku muncul pertanyaan dan rasa ingin tahu tentang sosok anak-anak ini.
Kok tidak sekolah dik? usia begini seharusnya kamu kan tidak bekerja, kamu harus belajar dan bermain. Itu adalah hak kamu sebagai anak, walau mungkin kamu sekolah dan masuk pada jam siang sehingga bisa membantu ekonomi keluarga. Kamu seharusnya tidak di jalanan, kamu tetap harus belajar dan bermain, itu amanat Undang-Undang Perlindungan anak lho.Itulah pengalamanku hari itu memperhatikan anak jalanan di Kota Padang yang dari hari jumlahnya tidak berubah, tapi malah meningkat dengan berbagai macam topeng profesi. Dari jualan koran, jualan mainan, jualan sapu lidi, mengamen dengan alat musik, mengamen bermodal tepuk tangan, minta-minta sedekah dan jualan benda-benda kecil lainnya.
Udah ya, aku berangkat kerja dulu. Lampu sudah hijau lagi tuh. Satu pesanku, jangan sampai kamu menjadi orang yang dikasihani orang karena keadaanmu seperti ini, itu sama saja mereka menghinamu. Kota Padang ini masih ramah untukanak-anak sepertimu, pulanglah, belajar dan bermain. Ini bukan duniamu. Satu hal lagi jika kamu masih ngotot di sini, jangan ajak teman-temanmu yang lain untuk ke jalanan kota ini.
Bendera-Bendera Menyerbu Kota Padang
Jangan heran kalau anda datang ke Padang akan disambut tebaran bendera di sepanjang jalan kota. Tidak aneh dan mungkin di kota anda juga seperti itu, tapi tidak aneh itu bukan berarti tidak menggangu memandangan.
Tadi waktu dalam perjalanan berangkat ke kantor, berhenti di lampu merah perempatan di depan gedung Telkom. Ditengah perempatan itu ada sebuah bundaran yang dihiasi taman bunga dan terdapat sebuah tiang yang ada lampu warna warni di puncaknya. Yang mencolok mata di bundaran itu bukan taman atau tiangnya, tapi jejeran bendera warna warni bertiang bambu. Macam-macam pemiliknya, ada ormas dan partai politik. Tapi, yang paling banyak tertancap di sana adalah bendera parpol. Bendera-bendera itu sepertinya lebih subur dibanding dengan bunganya. Lihat saja gambar di atas.
Itu hanya sesudut pemandangan saja, belum jika anda teruskan menyisiri jalan Khatib Sulaiman dan terus kearah utara kota, semua jalur hijau yang ada ditengah jalan sudah dikapling bendera-bendera warna warni ini (emang pelangi :D )
Pemandangan ini sungguh menggangu kenyamanan kota dan sepertinya tidak ada yang peduli dengan hal ini. Terlebih mendekati musim pemilu 2009 yang tinggal menghitung hari, bendera parpol merekah dan lebih subur mengisi ruang-ruang terbuka dan taman kota, tapi tidak ada wanginya. Seperti parasit saja.
Tadi waktu dalam perjalanan berangkat ke kantor, berhenti di lampu merah perempatan di depan gedung Telkom. Ditengah perempatan itu ada sebuah bundaran yang dihiasi taman bunga dan terdapat sebuah tiang yang ada lampu warna warni di puncaknya. Yang mencolok mata di bundaran itu bukan taman atau tiangnya, tapi jejeran bendera warna warni bertiang bambu. Macam-macam pemiliknya, ada ormas dan partai politik. Tapi, yang paling banyak tertancap di sana adalah bendera parpol. Bendera-bendera itu sepertinya lebih subur dibanding dengan bunganya. Lihat saja gambar di atas.
Itu hanya sesudut pemandangan saja, belum jika anda teruskan menyisiri jalan Khatib Sulaiman dan terus kearah utara kota, semua jalur hijau yang ada ditengah jalan sudah dikapling bendera-bendera warna warni ini (emang pelangi :D )
Pemandangan ini sungguh menggangu kenyamanan kota dan sepertinya tidak ada yang peduli dengan hal ini. Terlebih mendekati musim pemilu 2009 yang tinggal menghitung hari, bendera parpol merekah dan lebih subur mengisi ruang-ruang terbuka dan taman kota, tapi tidak ada wanginya. Seperti parasit saja.
Rabu, Desember 03, 2008
Bintang dan Bulan Bagai Wajah Tersenyum
Kemarin malam warga kota Padang disuguhi pemandangan unik di atas langit. Sepotong bulan sabit dengan dua bintang di atasnya. Posisi bulan seperti bibir orang sedang tersenyum menjadi pemandangan yang menarik karena bintang yang bagaikan mata itu persis berada diatas bulan sabit. Sayang hidungnya gak ada (mau dicari kemana benda langit mirip hidung :p he he he). Banyak warga yang mengambil gambarnya dengan alat yang mereka punya, camera digital ataupun handphone.
Mungkin anda masih mikir "apanya yang unik?, formasi seperti itu kan bisa saja terjadi kapan saja". Perlu saya jelaskan lagi, malam sehabis maghrib itu cuma ada dua bintang yang menyertai bulan. Tidak ada bintang lain, ya cuma ada dua buah bintang (emang bintang ada buahnya? :r ) dan tidak ada bintang lain, posisinya juga berdekatan diatas bulan seperti gambar yang saya ambil malam itu. Penampakan ini hanya sementara bisa dilihat (apalagi difoto) karena kabut semakin tebal dan benda langit itu perlahan kabur dari padangan.
Besoknya, media lokal juga memberitakan soal bulan tadi malamnya dengan ulasan dari ahli perbintangan IAIN Imam Bonjol Padang dan juga nelayan purus yang hafal akan perbintangan.
Sekarang masih mikir gak unik gak? wah kalau masih belum, harus menyaksikan sendiri malam itu tuh.
Langganan:
Postingan (Atom)