Ini adalah kesempatan pertama saya online sejak gempa kemarin sore melanda kota padang dan sekitarnya. Alahmdulilah ada tetangga yang berbaik hati menghidupkan generator set-nya sehingga bisa mengisi batrai laptop dan hp (untuk modem darurat) sehingga saya bisa online.
Dua malam ini seperti pengalaman saya di banda aceh di penghujung tahun 2004 lalu, listrik PLN mati karena banyak kabel listrik yang putus, PDAM mati krena banyak pipa yang meledak akibat gempa. Warga mulai antri di SPBU2 yang ada, kebutuhan pokok mulai sulit didapat di toko2 terdekat. Eksokus ke luar kota, terutama ke jakarta banyak jumlahnya. Sinyal telkomsel lenyap sejak gempa terjadi. Hanya flexi dan XL yang masih berfungsi (karena saya memakainya). Kabarnya indosat dan esia bisa juga berfungsi. Esia saya lihat membuka akses telepon gratis di parkiran rs M Jamil, persis di sudut gedung Poliklinik dan rawat jalan yang ikut ambruk.
Tadi sore, saya masih sempat keliling kota. Mengisi batrai di XL mobile yang stand by di depan Balai Kota padang yang ikut rusak berat. Bejibun warga yang antre untuk dapat giliran mengisi batra hpnya. Saya sendiri dan beberapa orang lainnya dengan inisiatif sendiri membawa gulungan round cable kesana.
Evakuasi masih terus berlangsung sampai saat ini di tempat2 seperti yang diberitakan di TV. Beberapa titik kebakaran masih dibiarkan karena banyak sekalii lokasi kebakaran sehingga armada pemadam kebakaran yang terbatas harus menentukan prioritas mana yang harus segera dipadamkan terlebih dahulu.
DI RS M Jamil padang mayat-mayat yang berhasil di evakuasi terus berdatangan dibawa ambulan. Mereka dibujurkan di lantai teras gedung pusat informasi keselamatan kerja karyawan rumah sakit. Sudah tiga kali saya datang ke sana. Terakhir selesai magrib tadi. Mayat-mayat yang belum diambil keluarganya mulai mengeuarkan bau karena sebagian kondisi mereka yang mengenaskan ditambah basah karena air hujan. Hujan mengguyur kota padang sejak malam setelah gempa hingga tadi siang.
Pejabat pusat mulai bedatangan (terutama Bapak Presiden RI dan rombongan), bantuan melalui pesawat cargo komersil dan hercules milik TNI juga saya lihat terbang diatas kota padang dan mendarat di Bandara Internasional Minangkabau. Media asing terus berdatangan. Tadi dua orang bule dengan tentengan camera datang diantar mobil angkot yang disewa dari bandara dan turun dekat kantor pos, selanjutnya mereka bergegas menuju gedung bimbingan belajar Prima Gama yang sedang mengevakuasi korban yang rata2 anak sekolah. Sewaktu saya tanya, mereka mengaku wartawan Inggris.
Saya belum tahu nasib keluarga di pariaman karena akses telepon tidak berfungsi. Di pariaman, sebagian besar wilayah hanya bisa dijangkau telkomsel, sementara telkomsel mati total sejak kemarin. Mengingat pusat gemmpa yang dekat dengan pariaman, saya memperkirakan rumah kami dikampung telah robih karena terakhir saya masih sempat bicara dengan orang tua waktu lebaran kemarin bahwa kondisi rumah yang terus digoyang gempa sejak beberapa tahun kemarin terlihat sudah memprihatinkan. Bagian-bagian tertentu sudah retak.
Mohon maaf posting ini tidak pada tempatnya atau kurang lengkap, saya hanya bisa berbagi dengan dunia luar padang. Yang pasti warga padang dan sekitarnya sangat membutuhkan bantuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar